Sejak Maret lalu wabah virus Corona atau Covid-19 telah menembus Indonesia, pemerintah segera menghentikan kegiatan belajar mengajar di sekolah dari tingkat SD sampai perguruan tinggi sejak 16 Maret lalu. Tidak terasa sudah lebih dari sebulan sekolah ditutup siswa belajar di rumah, dan guru juga mengajar dari rumah masing-masing.
Dari data yang diumumkan pemerintah yang terinfeksi virus Corona ini semakin hari bukannya berkurang malah semakin bertambah. Kemungkinan besar, pembelajaran di rumah akan diperpanjang sampai akhir tahun pelajaran. Semoga saja tidak terjadi. Mudah-mudah semua yang terinfeksi sembuh dan tidak menular lagi ke masyarakat luas.
Proses pembelajaran di rumah dan disekolah tentu berbeda dampaknya pada para peserta didik terutama tingkat pra sekolah dan sekolah dasar. Namun dengan segala sarana dan komptensi guru proses pembelajaran di rumah pun bisa dibuat menjadi menyenangkan.
Guru bisa menggunakan Grup WhatsApp atau aplikasi lain yang bisa menghubungkan guru dengan para peserta didik. Atau bisa juga menggunakan website yang menyediakan fasilitas meeting, seperti google meet, atau zoom atau aplikasi serupa lainnya.
Namun di balik semua itu, ada yang harus disiapkan oleh guru yaitu data internet yang harus ada untuk mendukung terhubungnya gadget ke internet, yang jelas bukan biaya sedikit bagi guru non PNS.
Mungkin ada orang tua/ wali murid yang berhati mulia, dan ikut memperhatikan kebutuhan guru dengan memberikan pulsa pada guru anaknya.
Kita hanya bisa berharap musibah wabah ini bisa segera berakhir dan kembali pada keadaan seperti dulu. Proses belajar mengajar dilaksanakan di sekolah.
Kekurangan PJJ
Proses pembelajaran jarak jauh, sudah berlangsung lebih dari 6 bulan. Banyak cerita yang dialamai guru, siswa dan orang tua selama rutinitas PJJ ini.