Supervisi Pendidikan -Sebagai guru pasti Anda sering menghadapi supervisi di tempat kerja Anda, Supervisi dilakukan setidaknya setahun 2 kali. Supervisi bertujuan untuk mengevaluasi kinerja guru dalam pekerjaannya setiap tahunnya untuk mengetahui kwalitas pendidikan yang diselenggaran di sekolah tersebut.
A. Pengertian Supervisi
1. Pengertian supervisi Menurut Beberapa hal :
Arti Supervisi menurut asal usul
(etimologi), bentuk perkataannya (morfologi), maupun isi yang
terkandung dalam perkataan itu ( semantik).
- Secara morfologis, Supervisi berasal dari dua kata bahasa Inggris, yaitu super dan vision. Super berarti diatas dan vision berarti melihat, masih serumpun dengan inspeksi, pemeriksaan dan pengawasan, dan penilikan, dalam arti kegiatan yang dilakukan oleh atasan – orang yang berposisi diatas, pimpinan – terhadap hal-hal yang ada dibawahnya. Supervisi juga merupakan kegiatan pengawasan tetapi sifatnya lebih human, manusiawi. Kegiatan supervise bukan mencari-cari kesalahan tetapi lebih banyak mengandung unsur pembinnaan, agar kondisi pekerjaan yang sedang disupervisi dapat diketahui kekurangannya (bukan semata - mata kesalahannya) untuk dapat diberitahu bagian yang perlu diperbaiki
- Secara sematik, Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa bimbingan atau tuntunan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu mengajar dan belajar dan belajar pada khususnya.
- Secara Etimologi, supervisi diambil dalam perkataan bahasa Inggris “Supervision” artinya pengawasan di bidang pendidikan.
Orang yang melakukan supervisi disebut supervisor.
2. Pengertian Supervisi Menurut Pendapat Para Ahli :
a. Good Carter,
Memberi pengertian supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas lainnya, dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulir, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru dan merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran, dan metode mengajar dan evaluasi pengajaran. God Carter melihatnya sebagai usaha memimpin guru-guru dalam jabatan mengajar,
b. Boardman.
Menyebutkan Supervisi adalah salah satu usaha menstimulir, mengkoordinir dan membimbing secarr kontinyu pertumbuhan guru-guru
di sekolah baik secara individual maupun secara kolektif, agar lebih
mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran
dengan demikian mereka dapat menstmulir dan membimbing pertumbuan
tiap-tiap murid secara kontinyu, serta mampu dan lebih cakap
berpartsipasi dlm masyarakat demokrasi modern. Boardman. Melihat
supervisi sebagai lebih sanggup berpartisipasi dlm masyarakat modern.
c. Wilem Mantja (2007)
Mengatakan bahwa, supervisi diartikan sebagai kegiatan supervisor (jabatan resmi) yang dilakukan untuk perbaikan proses belajar mengajar (PBM). Ada dua tujuan (tujuan ganda) yang harus diwujudkan oleh supervisi, yaitu; perbaikan (guru murid) dan peningkatan mutu pendidikan. Willem Mantja memandang supervisi sebagai kegiatan untuk perbaikan (guru murid) dan peningkatan mutu pendidikan
d. Kimball Wiles (1967)
Konsep supervisi modern dirumuskan sebagai berikut : “Supervision is
assistance in the development of a better teaching learning situation”.
Kimball Wiles beranggapan bahwa faktor manusia yg memiliki kecakapan
(skill) sangat penting untuk menciptakan suasana belajar mengajar yg lebih baik.
e. Mulyasa (2006)
Supervisi sesungguhnya dapat dilaksanakan oleh kepala sekolah yang
berperan sebagai supervisor, tetapi dalam sistem organisasi modern
diperlukan supervisor khusus yang lebih independent, dan dapat
meningkatkan obyektivitas dalam pembinaan dan pelaksanaan tugas.
f. Ross L (1980),
f. Ross L (1980),
Mendefinisikan bahwa supervisi adalah pelayanan kapada guru-guru yang bertujuan menghasilkan perbaikan pengajaran, pembelajaran dan kurikulum. Ross L memandang supervisi sebagai pelayanan kapada guru – guru yang bertujuan menghasilkan perbaikan.
g. Purwanto (1987),
Supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk
membantu para guru dan pegawai sekolah dalam melakukan pekerjaan secara
efektif.
Kegiatan supervisi dahulu banyak
dilakukan adalah Inspeksi, pemeriksaan, pengawasan atau penilikan.
Supervisi masih serumpun dengan inspeksi, pemeriksaan dan pengawasan,
dan penilikan, dalam arti kegiatan yang dilakukan oleh atasan –orang
yang berposisi diatas, pimpinan-- terhadap hal-hal yang ada dibawahnya.
Inspeksi : inspectie (belanda) yang artinya memeriksa dalam arti
melihat untuk mencari kesalahan. Orang yang menginsipeksi disebut
inspektur. Inspektur dalam hal ini mengadakan :
- Controlling : memeriksa apakah semuanya dijalankan sebagaimana mestinya
- Correcting : memeriksa apakah semuanya sesuai dengan apa yang telah ditetapkan/digariskan
- Judging : mengandili dalam arti memberikan penilaian atau keputusan sepihak
- Directing : pengarahan, menentukan ketetapan/garis
- Demonstration : memperlihatkan bagaimana mengajar yang baik
Pemeriksaan artinya melihat apa
yg terjadi dlm kegiatan sedangkan Pengawasan adalah Melihat apa yg
positif & negatif. Adapun Supervisi juga merupakan kegiatan
pengawasan tetapi sifatnya lebih human, manusiawi. Kegiatan supervisi
bukan mencari - cari kesalahan tetapi lebih banyak mengandung unsur
pembinnaan, agar kondisi pekerjaan yang sedang disupervisi dapat
diketahui kekurangannya (bukan semata-mata kesalahannya) untuk dapat
diberitahu bagian yang perlu diperbaiki. Supervisi dilakukan untuk
melihat bagian mana dari kegiatan sekolah yg masih negatif untuk
diupayakan menjadi positif, & melihat mana yang sudah positif untuk
ditingkatkan menjadi lebih positif lagi dan yang terpenting adalah
pembinaannya
Orang yang melakukan supervise
disebut supervisor. Dibidang pendidikan disebut supervisor pendidikan.
Menurut keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 0134/0/1977,
temasuk kategori supervisor dalam pendidikan adalah kepala sekolah,
penelik sekolah, dan para pengawas ditingkatkan kabupaten/kotamadya,
serta staf di kantor bidang yang ada di tiap provinsi.
Jika supervisi dilaksanakan oleh
kepala sekolah, maka ia harus mampu melakukan berbagai pengawasan dan
pengendalian untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan. Pengawasan
dan pengendalian ini merupakan kontrol agar kegiatan pendidikan di
sekolah terarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Pengawasan dan
pengendalian juga merupakan tindakan preventif untuk mencegah agar para
tenaga kependidikan tidak melakukan penyimpangan dan lebih berhati-hati
dalam melaksanakan pekerjaannya.
B. Tujuan dan sasaran Supervisi
a. Tujuan Supervisi
Tujuan utama supervisi adalah
memperbaiki pengajaran (Neagly & Evans, 1980; Oliva, 1984; Hoy &
Forsyth, 1986; Wiles dan Bondi, 1986; Glickman, 1990). Tujuan umum
Supervisi adalah memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru dan staf agar personil tersebut mampu meningkatkan kwalitas kinerjanya, dalam melaksanakan tugas dan melaksanakan proses belajar mengajar .
Secara operasional dapat dikemukakan beberapa tujuan konkrit dari supervisi pendidikan yaitu :
1. Meningkatkan mutu kinerja guru
1. Meningkatkan mutu kinerja guru
- Membantu guru dalam memahami tujuan pendidikan dan apa peran sekolah dalam mencapai tujuan tersebut
- Membantu guru dalam melihat secara lebih jelas dalam memahami keadaan dan kebutuhan siswanya.
- Membentuk moral kelompok yang kuat dan mempersatukan guru dalam satu tim yang efektif, bekerjasama secara akrab dan bersahabat serta saling menghargai satu dengan lainnya.
- Meningkatkan kualitas pembelajaran yang pada akhirnya meningkatkan prestasi belajar siswa.
- Meningkatkan kualitas pengajaran guru baik itu dari segi strategi, keahlian dan alat pengajaran.
- Menyediakan sebuah sistim yang berupa penggunaan teknologi yang dapat membantu guru dalam pengajaran.
- Sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan bagi kepala sekolah untuk reposisi guru.
2. Meningkatkan keefektifan kurikulum sehingga berdaya guna dan terlaksana dengan baik
3. Meningkatkan keefektifan dan keefesiensian sarana dan prasarana yang
ada untuk dikelola dan dimanfaatkan dengan baik sehingga mampu
mengoptimalkan keberhasilan siswa
4. Meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah khususnya dalam mendukung
terciptanya suasana kerja yang optimal yang selanjutnya siswa dapat
mencapai prestasi belajar sebagaimana yang diharapkan.
5.
Meningkatkan kualitas situasi umum sekolah sehingga tercipta situasi
yang tenang dan tentram serta kondusif yang akan meningkatkan kualitas pembelajaran yang menunjukkan keberhasilan lulusan.
b. Sasaran Supervisi
Adapun sasaran utama dari pelaksanaan kegiatan supervisi tersebut adalah peningkatan kemampuan profesional guru (Depdiknas, 1986; 1994 & 1995).
Sasaran Supervisi Ditinjau dari objek yang disupervisi, ada 3 macam bentuk supervisi :
- Supervisi Akademik, Menitikberatkan pengamatan supervisor pada masalah-masalah akademik, yaitu hal-hal yang berlangsung berada dalam lingkungan kegiatan pembelajaran pada waktu siswa sedang dalam proses mempelajari sesuatu
- Supervisi Administrasi, Menitikberatkan pengamatan supervisor pada aspek-aspek administrasi yang berfungsi sebagai pendukung dan pelancar terlaksananya pembelajaran.
- Supervisi Lembaga, Menyebarkan objek pengamatan supervisor pada aspek-aspek yang berada di sekolah. Supervisi ini dimaksudskan untuk meningkatkan nama baik sekolah atau kinerja sekolah secara keseluruhan. Misalnya: Ruang UKS (Unit Kesehatan Sekolah), Perpustakaan dan lain-lain.
C. Prinsip-prinsip Supervisi
Secara sederhana prinsip-prinsip Supervisi adalah sebagai berikut :
- Supervisi hendaknya memberikan rasa aman kepada pihak yang disupervisi.
- Supervisi hendaknya bersifat Kontrukstif dan Kreatif
- Supervisi hendaknya realistis didasarkan pada keadaan dan kenyataan sebenarnya.
- Kegiatan supervisi hendaknya terlaksana dengan sederhana.
- Dalam pelaksanaan supervisi hendaknya terjalin hubungan profesional, bukan didasarkan atas hubungan pribadi.
- Supervisi hendaknya didasarkan pada kemampuan, kesanggupan, kondisi dan sikap pihak yang disupervisi.
- Supervisi harus menolong guru agar senantiasa tumbuh sendiri tidak tergantung pada kepala sekolah
Pendapat lain mengenai Prinsip-prinsip Supervisi adalah :
- Supervisi bersifat memberikan bimbingan dan memberikan bantuan kepada guru dan staf sekolah lain untuk mengatasi masalah dan mengatasi kesulitan dan bukan mencari-cari kesalahan.
- Pemberian bantuan dan bimbingan dilakukan secara langsung, artinya bahwa pihak yang mendapat bantuan dan bimbingan tersebut tanpa dipaksa atau dibukakan hatinya dapat merasa sendiri serta sepadan dengan kemampuan untuk dapat mengatasi sendiri.
- Apabila supervisor merencanakan akan memberikan saran atau umpan balik, sebaiknya disampaikan sesegera mungkin agar tidak lupa. Sebaiknya supervisor memberikan kesempatan kepada pihak yang disupervisi untuk mengajukan pertanyaan atau tanggapan.
- Kegiatan supervisi sebaiknya dilakukan secara berkala misalnya 3 bulan sekali, bukan menurut minat dan kesempatan yang dimiliki oleh supervisor.
- Suasana yang terjadi selama supervisi berlangsung hendaknya mencerminkan adanya hubungan yang baik antara supervisor dan yang disupervisi tercipta suasana kemitraan yang akrab. Hal ini bertujuan agar pihak yang disupervisi tidak akan segan-segan mengemukakan pendapat tentang kesulitan yang dihadapi atau kekurangan yang dimiliki.
- Untuk menjaga agar apa yang dilakukan dan yang ditemukan tidak hilang atau terlupakan, sebaiknya supervisor membuat catatan singkat, berisi hal – hal penting yang diperlukan untuk membuat laporan.
Sedangkan menurut Tahalele dan Indrafachrudi (1975) prinsip-prinsip supervisi sebagai berikut :
- Supervisi harus dilaksanakan secara demokratis dan kooperatif,
- Supervisi harus kreatif dan konstruktif,
- Supervisi harus ”scientific” dan efektif,
- Supervisi harus dapat memberi perasaan aman pada guru-guru,
- Supervisi harus berdasarkan kenyataan,
- Supervisi harus memberi kesempatan kepada supervisor dan guru-guru untuk mengadakan “self evaluation”
Karena prinsip-prinsip supervisi
di atas merupakan kaidah-kaidah yang harus dipedomani atau dijadikan
landasan di dalam melakukan supervisi, maka hal itu mendapat perhatian
yang sungguh - sungguh dari para supervisor, baik dalam konteks hubungan
supervisor - guru, maupun di dalam proses pelaksanaan supervisi.
D. Fungsi Supervisi
- Fungsi Meningkatkan Mutu Pembelajaran Ruang lingkupnya sempit, hanya tertuju pada aspek akademik, khususnya yang terjadi di ruang kelas ketika guru sedang memberikan bantuan dan arahan kepada siswa.
- Fungsi Memicu Unsur yang Terkait dengan Pembelajaran Lebih dikenal dengan nama Supervisi Administrasi
- Fungsi Membina dan Memimpin
E. Tipe-tipe Supervisi
Tipe seperti ini biasanya terjadi dalam administrasi dan model kepemimpinan
yang otokratis, mengutamakan pada upaya mencari kesalahan orang lain,
bertindak sebagai “Inspektur” yang bertugas mengawasi pekerjaan guru.
Supervisi ini dijalankan terutama untuk mengawasi, meneliti dan
mencermati apakah guru dan petugas di sekolah sudah melaksanakan seluruh
tugas yang diperintahkan serta ditentukan oleh atasannya.
2. Tipe Laisses Faire
Tipe
ini kebalikan dari tipe sebelumnya. Kalau dalam supervisi inspeksi
bawahan diawasi secara ketat dan harus menurut perintah atasan, pada
supervisi Laisses Faire para pegawai dibiarkan saja bekerja
sekehendaknya tanpa diberi petunjuk yang benar. Misalnya: guru boleh
mengajar sebagaimana yang mereka inginkan baik pengembangan materi,
pemilihan metode ataupun alat pelajaran.
3. Tipe Coersive
Tipe
ini tidak jauh berbeda dengan tipe inspeksi. Sifatnya memaksakan
kehendaknya. Apa yang diperkirakannya sebagai sesuatu yang baik,
meskipun tidak cocok dengan kondisi atau kemampuan pihak yang
disupervisi tetap saja dipaksakan berlakunya. Guru sama sekali tidak
diberi kesempatan untuk bertanya mengapa harus demikian. Supervisi ini
mungkin masih bisa diterapkan secara tepat untuk hal-hal yang bersifat
awal. Contoh supervisi yang dilakukan kepada guru yang baru mulai
mengajar. Dalam keadaan demikian, apabila supervisor tidak bertindak
tegas, yang disupervisi mungkin menjadi ragu-ragu dan bahkan kehilangan
arah yang pasti.
4. Tipe Training dan Guidance
Tipe
ini diartikan sebagai memberikan latihan dan bimbingan. Hal yang
positif dari supervisi ini yaitu guru dan staf tata usaha selalu
mendapatkan latihan dan bimbingan dari kepala sekolah. Sedangkan dari
sisi negatifnya kurang adanya kepercayaan pada guru dan karyawan bahwa
mereka mampu mengembangkan diri tanpa selalu diawasi, dilatih dan
dibimbing oleh atasannya.
5. Tipe Demokratis
Selain kepemimpinan yang bersifat demokratis, tipe ini juga memerlukan kondisi dan situasi yang khusus. Tanggung jawab bukan hanya seorang pemimpin
saja yang memegangnya, tetapi didistribusikan atau didelegasikan kepada
para anggota atau warga sekolah sesuai dengan kemampuan dan keahlian
masing-masing.
F. Teknik-Teknik Yang Digunakan Dalam Pelaksanaan Supervisi
Teknik supervisi Pendidikan
adalah atat yang digunakan oleh supervisor untuk mencapai tujuan
supervisi itu sendiri yang pada akhir dapat melakukan perbaikan
pengajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Dalam pelaksanaan supervisi pendidikan,
sebagai supervisor harus mengetahui dan memahami serta melaksanakan
teknik – teknik dalam supervisi. Berbagai macam teknik dapat digunakan
oleh supervisor dalam membantu guru meningkatkan situasi belajar
mengajar, baik secara kelompok maupun secara perorangan ataupun dengan
cara langsung bertatap muka dan cara tak langsung bertatap muka atau
melalui media komunikasi (Sagala 2010 : 210). Adapun teknik – teknik
Supervisi adalah sebagai berikut :
1. Teknik Supervisi yang bersifat kelompok
Teknik Supervisi yang bersifat
kelompok ialah teknik supervisi yang dilaksanakan dalam pembinaan guru
secara bersama – sama oleh supervisor dengan sejumlah guru dalam satu
kelompok (Sahertian 2008 : 86).
Teknik Supervisi yang bersifat kelompok antara lain : (Sagala 2010 : 210 - 227)
a. Pertemuan Orientasi bagi guru baru.
Pertmuan
orientasi adalah pertemuan anatar supervisor dengan supervisee
(Terutama guru baru) yang bertujuan menghantar supervisee memasuki
suasana kerja yang baru dikutip menurut pendapat Sagala (2010 : 210) dan
Sahertian (2008 : 86). Pada pertemuan Orientasi supervisor diharapkan
dapat menyampaikan atau menguraikan kepada supervisee hal – hal sebagai
berikut (Sahertian 2008 : 86) :
- Sistem kerja yang berlaku di sekolah itu.
- Proses dan mekanisme administrasi dan organisasi sekolah.
- Biasanya diiringi dengan tanya jawab dan penyajian seluruh kegiatan dan situasi sekolah.
- Sering juga pertemuan orientasi ini juga diikuti dengan tindak lanjut dalam bentuk diskusi kelompok dan lokakarya.
- Ada juga melalui perkunjungan ke tempat – tempat tertentu yang berkaitan atau berhubungan dengan sumber belajar.
- Salah satu ciri yang sangat berkesan bagi pembinaan segi sosial dalam orientasi ini adalah makan bersama.
- Aspek lain yang membantu terciptanya suasana kerja ialah bahwa guru baru tidak merasa asing tetapi guru baru merasa diterima dalam kelompok guru lain.
b. Rapat guru
Rapat Guru adalah teknik supervisi kelompok melalui rapat guru yang dilakukan untuk membicarakan proses pembelajaan, dan upaya atau cara meningkatkan profesi guru. (Pidarta 2009 : 71). Tujuan teknik supervisi rapat guru yang dikutip menurut pendapat Sagala (2010 : 212) dan Pidarta (2009 : 171) adalah sebagai berikut :
- Menyatukan pandangan – pandangan guru tentang masalah – masalah dalam mencapai makna dan tujuan pendidikan.
- Memberikan motivasi kepada guru untuk menerima dan melaksanakan tugas – tugasnya dengan baik serta dapat mengembangkan diri dan jabatan mereka secara maksimal.
- Menyatukan pendapat tentang metode kerja yang baik guna pencapaian pengajaran yang maksimal.
- Membicarakan sesuatu melalui rapat guru yang bertalian dengan proses pembelajaran.
- Menyampaikan informasi baru seputar belajar dan pembelajaran, kesulitan – kesulitan mengajar, dan cara mengatasi kesulitan mengajar secara bersama dengan semua guru disekolah.
Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam suatu rapat guru yang dikutip menurut pendapat Sagala
(2010 : 211), antara lain :
- Tujuan – tujuan yang hendak dicapai harus jelas dan konkrit.
- Masalah – masalah yang akan menjadi bahan rapat harus merupakan masalah yang timbul dari guru – guru yang dianggap penting dan sesuai dengan kebutuhan mereka.
- Masalah pribadi yang menyangkut guru di lembaga pendidikan tersebut perlu mendapat perhatian.
- Pengalaman – pengalaman baru yang diperoleh dalam rapat tersebut harus membawa mereka pada peningkatan pembelajaran terhadap siswa.
- Partisipasi guru pada pelaksanaan rapat hendaknya dipikirkan dengan sebaik – baiknya.
- Persoalan kondisi setempa, waktu, dan tempat rapat menjadi bahan pertimbangan dalam perencanaan rapat guru.
c. Studi kelompok antar guru
Studi kelompok antara guru
adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh sejumlah guru yang memiliki
keahlian dibidang studi tertentu, seperti MIPA, Bahasa, IPS dan
sebagainya, dan dikontrol oleh supervisor agar kegiatan dimaksud tidak
berubah menjadi ngobrol hal – hal yang tidak ada kaitannya dengan
materi. Topik yang akan dibahas dalam kegiatan ini telah dirumuskan dan
disepakati terlebih dahulu. Tujuan pelaksanaan teknik supervisi ini
adalah sebagai berikut :
- Meningkatkan kualitas penguasaan materi dan kualitas dalam memberi layanan belajar.
- Memberi kemudahan bagi guru – guru untuk mendapatkan bantuan pemechan masalah pada materi pengajaran.
- Bertukar pikiran dan berbicara dengan sesama guru pada satu bidang studi atau bidang – bidang studi yang serumpun.
d. Diskusi
Diskusi adalah pertukaran
pikiran atau pendapat melalui suatu percakapan tentang suatu masalah
untuk mencari alternatif pemecahannya. Diskusi merupakan salah satu
teknik supervisi kelompok yang digunakan supervisor untuk mengembangkan
berbagai ketrampilan pada diri para guru dalam mengatasi berbagai
masalah atau kesulitan dengan cara melakukan tukar pikiran antara satu
dengan yang lain. Melalui teknik ini supervisor dapat membantu para
guru untuk saling mengetahui, memahami, atau mendalami suatu
permasalahan, sehingga secara bersama – sama akan berusaha mencari
alternatif pemecahan masalah tersebut (Sagala 2010 : 213). Tujuan
pelaksanaan supervisi diskusi adalah untuk memecahkan masalah – masalah
yang dihadapi guru dalam pekerjaannya sehari – hari dan upaya
meningkatkan profesi melaluii diskusi.
Hal – hal yang harus diperhatikan supervisor sebagai pemimpin diskusi sehingga setiap anggota mau berpartisipasi selama diskusi berlangsung supervisor harus mampu :
- Menentukan tema perbincangan yang lebih spesifik ;
- Melihat bahwa setiap anggota diskusi senang dengan keadaan dan topik yang dibahas dalam diskusi.
- Melihat bahwa masalah yang dibahas dapat dimengerti oleh semua anggota dan dapat memecahkan masalah dalam pengajaran.
- Melihat bahwa kelompok merasa diperlukan dan diikutsertakan untuk mencapai hasil bersama.
- Mengakui pentingnya peranan setiap anggota yang dipimpinnya.
e. Workshop
Workshop adalah suatu kegiatan
belajar kelompok yang terjadi dari sejumlah pendidik yang sedang
memecahkan masalah melalui percakapan dan bekerja secara kelompok. Hal –
hal yang perlu diperhatikan pada waktu pelaksanaan workshop antara lain
:
- Masalah yang dibahas bersifat “Life cntred” dan muncul dari guru tersebut,
- Selalu menggunakan secara maksimal aktivitas mental dan fisik dalam kegiatan sehingga tercapai perubahan profesi yang lebih tinggi dan lebih baik.
f. Tukar menukar pengalaman Tukar menukar pengalaman “Sharing of
Experince” suatu teknik perjumpaan dimana guru menyampaikan pengalaman
masing-masing dalam mengajar terhadap topik-topik yang sudah diajarkan,
saling memberi dan menerima tanggapan dan saling belajar satu dengan
yang lain. Langkah – langkah melakukang sharing antara lain :
- Menentukan tujuan yang akan dicapai.
- Menentukan pokok masalah yang akan dibahas.
- Memberikan kesempatan pada setiap peserta untuk menyumbangkan pendapat pendapat mereka
- Merumuskan kesimpulan.
2. Teknik Individual dalam Supervisi
Teknik Individual Menurut
Sahertian yang dikutip oleh Sagala (2010 : 216) adalah teknik
pelaksanaan supervisi yang digunakan supervisor kepada pribadi – pribadi
guru guna peningkatan kualitas pengajaran disekolah. Teknik – teknik
individual dalam pelaksanaan supervisi antara lain :
a. Teknik Kunjungan kelas.
a. Teknik Kunjungan kelas.
Teknik
kunjungan kelas adalah suatu teknik kunjungan yang dilakukan supervisor
ke dalam satu kelas pada saat guru sedang mengajar dengan tujuan untuk
membantu guru menghadapi masalah/kesulitan mengajar selama melaksanakan
kegiatan pembelajaran.
Kunjungan kelas dilakukan dalam upaya supervisor memperoleh data
tentang keadaan sebenarnya mengenai kemampuan dan ketrampilan guru
mengajar. Kemudian dengan yang ada kemudian melakukan perbincangan untuk
mencari pemecahan atas kesulitan – kesulitan yang dihadapi oleh guru.
Sehingga kegiatan pembelajaran dapat ditingkatkan. Kunjungan kelas dapat dilakukan dengan 3 cara, yatiu :
- Kunjungan kelas tanpa diberitahu,
- Kunjungan kelas dengan pemberitahuan,
- Kunjungan kelas atas undangan guru,
- Saling mengunjungi kelas.
b. Teknik Observasi Kelas
Teknik
observasi kelas dilakukan pada saat guru mengajar. Supervisor
mengobservasi kelas dengan tujuan untuk memperoleh data tentang segala
sesuatu yang terjadi proses belajar mengajar. Data ini sebagai dasar
bagi supervisor melakukan pembinaan terhadap guru yang diobservasi.
Tentang waktu supervisor mengobservasi kelas ada yang diberitahu dan ada
juga tidak diberi tahu sebelumnya, tetapi setelah melalui izin supaya
tidak mengganggu proses belajar mengajar. Selama berada dikelas
supervisor melakukan pengamatan dengan teliti, dan menggunakan instrumen
yang ada terhada lingkungan kelas yang diciptakan oleh guru selama jam
pelajaran.
c. Percakapan Pribadi
c. Percakapan Pribadi
Percakapan
pribadi merupakan Dialog yang dilakukan oleh guru dan supervisornya,
yang membahas tentang keluhan – keluhan atau kekurangan yang dikeluarkan
oleh guru dalam bidang mengajar, di mana di sini supervisor dapat
memberikan jalan keluarnya. Dalam percakapan ini supervisor berusaha
menyadarkan guru akan kelebihan dan kekurangannya. mendorong agar yang
sudah baik lebih di tingkatkan dan yang masih kurang atau keliru agar
diupayakan untuk memperbaikinya.
d. Intervisitasi (mengunjungi sekolah lain)
d. Intervisitasi (mengunjungi sekolah lain)
Teknik
ini dilakukan oleh sekolah-sekolah yang masih kurang maju dengan
menyuruh beberapa orang guru untuk mengunjungi sekolah – sekolah yang
ternama dan maju dalam pengelolaannya untuk mengetahui kiat – kiat yang
telah diambil sampai seekolah tersebut maju. Manfaat yang dapat
diperoleh dari teknik supervisi ini adalah dapat saling membandingkan
dan belajar atas kelebihan dan kekurangan berdasarkan pengalaman masing –
masing. Sehingga masing – masing guru dapat memperbaiki kualitasnya
dalam memberi layanan belajar kepada peserta didiknya.
e. Penyeleksi berbagai sumber materi untuk mengajar.
e. Penyeleksi berbagai sumber materi untuk mengajar.
Teknik
pelaksanaan supervisi ini berkaitan dengan aspek – aspek belajar
mengajar. Dalam usaha memberikan pelayanan profesional kepada guru,
supervisor pendidikan akan menaruh perhatian terhadap aspek – aspek
proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang efektif.
supervisor harus mempunyai kemampuan menyeleksi berbagai sumber materi
yang digunakan guru untuk mengajar. Adapun cara untuk mengikuti
perkembangan keguruan kita, ialah dengan berusaha mengikuti perkembangan
itu melalui kepustakaan profesional, dengan mengadakan "profesional
reading ". Ini digunakan untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan
situasi belajar mengajar yang lebih baik. Hal ini menyatakan bahwa
teknik penyeleksian berbagai suber materi untuk mengajar memiliki arti
bahwa Teknik ini yang menitik beratkan kepada kemampuan Supervisor dalam
menyeleksi buku – buku yang dimiliki oleh guru pada saat mengajar yang
sesuai dengan kebutuhan kegiatan belajar mengajar.
f. Menilai diri sendiri
f. Menilai diri sendiri
Guru
dan supervisor melihat kekurangan masing-masing yang mana ini dapat
memberikan nilai tambah pada hubungan guru dan supervisor tersebut,yang
akhirnya akan memberikan nilai positif bagi kegiatan belajar mengajar
yang baik. Menilai diri sendiri merupakan tugas yang tidak mudah bagi
guru, karena suatu pengukuran terbalik karena selama ini guru hanya
menilai murid-muridnya. Ada beberapa cara atau alat yang dapat digunakan
untuk menilai diri sendiri, antara lain membuat daftar pandangan atau
pendapat yang disampaikan kepada murid-murid untuk menilai pekerjaan
atau suatu aktivitas guru di muka kelas. Yaitu dengan menyususun
pertanyaan yang tertutup maupun terbuka, tanpa perlu menyebutkan nama
siswa.
3. Diskusi Panel
3. Diskusi Panel
Teknik ini dilakukan dihadapan guru
oleh para pakar dari bermacam sudut ilmu dan pengalaman terhadap suatu
masalah yang telah ditetapkan. Mereka akan melihat suatu masalah itu
sesuai dengan pandangan ilmu dan pengalaman masing-masing sehingga guru
dapat masukan yang sangat lengkap dalam menghadapi atau memecahkan
suatu masalah. Manfaat dari kegiatan ini adalah lahirnya sifat cekatan
dalam memecahkan masalah dari berbagai sudut pandang ahli.
4. Seminar
Seminar adalah suatu rangkaian
kajian yang diikuti oleh suatu kelompok untuk mendiskusikan, membahas
dan memperdebatkan suatu masalah yang berhubungan dengan topik.
Berkaitan dengan pelaksanaan supervisi, dalam seminar ini dapat dibahas
seperti bagaimana menyusun silabus sesuai standar isi, bagaimana
mengatasi masalah disiplin sebagai aspek moral sekolah, bagaimana
mengatasi anak – anak yang selalu membuat keributan dikelas, dll. Pada
waktu pelaksanaan seminar kelompok mendengarkan laporan atau ide – ide
menyangkut permasalahan pendidikan dari salah seorang anggotanya.
5. Simposium
Kegiatan mendatangkan seorang
ahli pendidikan untuk membahas masalah pendidikan. Simposium menyuguhkan
pidato-pidato pendek yang meninjau suatu topik dari aspek-aspek yang
berbeda. Penyuguh pidato biasanya tiga orang dimana guru sebagai pengikut diharapkan dapat mengambil bekal dengan mendengarkan pidato-pidato tersebut.
6. Demonstrasi mengajar
Usaha peningkatan belajar mengajar dengan cara mendemonstrasikan cara mengajar dihadapan guru dalam mengenalkan berbagai aspek dalam mengajar di kelas oleh supervisor.
7. Buletin supervisi
Suatu media yang bersifat cetak
dimana disana didapati peristiwaperistiwa pendidikan yang berkaitan
dengan cara-cara mengajar,tingkah laku siswa,dan sebagainnuya.Diharapkan
ini dapat membantu guru untuk menjadi lebih baik.
G. Kelemahan Dan Kelebihan Teknik – Teknik Dalam Pelaksanaan Supervisi
1. Kelemahan Teknik – Teknik Dalam Pelaksanaan Supervisi
- Perlu biaya yang banyak, waktu yang tepat, sekolah jadi kurang efektif.
- Perlu penyediaan waktu yang tepat
- Tidak mencerminkan keadaan sehari-hari
- Kurang demokratis
- Mengganggu kelas lain dalam KBM, kelas sendiri ditinggalkan
- Agak sulit menentukan dan cukup menyita waktu
- Agak sulit menemukan waktu
- Guru merasa canggung dan kurang bebas
2. Kelebihan Teknik – Teknik Dalam Pelaksanaan Supervisi
- Dapat mengetahui kelebihan yang dapat dikembangkan, mengetahui kelemahan untuk perbaikan, memberikan saran sesuai dengan kebutuhan
- Bantuan diberikan kepada seluruh guru dalam satu kali pertemuan, pertukaran pikiran secara umum
- Hal-hal yang baik dapat dijadikan contoh, hal yang kurang dapat didiskusikan
- Dapat memberikan bimbingan aktual
- Guru dapat menunjukan hasil usahanya
- Dapat melayani kebutuhan khusus setempat
- Dapat mengetahui kelebihan yang dapat dikembangkan, mengetahui kelemahan untuk perbaikan, memberikan saran sesuai dengan kebutuhan.
H. PERANGKAT SUPERVISI
Salah satu perangkat yang digunakan dalam melaksankan supervisi ialah instrument observasi pembelajaran/check
list terutama untuk supervisi kelas, supervisi klinis, dengan demikian
diharapkan indicator yang diamati untuk setiap unsure yang diamati,
antara lain
- Persiapan dan aperisepsi
- Relevansi materi dengan tujuan instruksional
- Penguasaan materi
- Strategi
- Metode
- Manajemen kelas
- Pemberian metivasi kepada siswa
- Nada dan suara
- Penggunaan bahasa
- Gaya dan sikap perilaku.
Demikian tentang supervisi pendidikan yang dapat saya berikan mudah mudahan bermanfaat bagi anda semua,